cahUnnes LOG

CahUnneslog adalah platform untuk berbagi, mempromosikan, dan meningkatkan traffic blog-blog terbaik dan paling menarik di Indonesia. Siapapun dipersilakan mengirimkan blog

Ini Dia Suka Duka Jadi Mahasiswa Ilmu Politik Unnes

Ketika mulai euphoria lulus SMA, ibarat main bola bowling, pin bowling sudah dijajar rapi di sebuah terowongan. Ketika bola diluncurkan ada yang goal atau ada yang terpelanting tidak karuan. Begitu juga lulusan SMA, ada yang langsung diterima di jenjang pendidikan tinggi karena ada prestasi dan biaya. Tapi banyak juga yang terpelanting karena ada biaya tapi tidak ada prestasi, atau ada prestasi tapi tidak ada biaya. Bagaimana rasanya masuk di Prodi Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang (Unnes)?

1. Ambil “Ilmu Politik”, Mau Jadi Apa?


Ketika masuk prodi baru Ilmu Politik Unnes. Ada beberapa saudara yang nyinyir katanya, “Ha Politik? Mau jadi apa? Unneskan dulu IKIP kenapa gak guru SD aja?”

Dalam hati “ini nasib daftar beberapa jurusan ya yang diterima di sini, berarti sudah jalannya”. “Yang ujian gue, yang kuliah gue, yang bayar beasiswa, kok loe yang repot? Perasaan pengumuman sudah usai, kok loe baru komentar, dulu kemana aje?”


2. “Nanti Kerjanya Dimana? Jadi DPR Modalnya Besar!” Perkataan Ini Sudah Biasa


Jurusannya politik, orang pikir sudah pasti ingin jadi DPR. Ilmu Politik itu luas lho, bukan hanya menyoal DPR! Di sini kita diajarin jadi presenter ada materi retorika politik. Cukup manfaat juga buat modal bicara kalau di depan calon mertua. Hehe. Ada jurnalistik, kita dijarain jadi orang media. Sering tampil dan presentasi, cocok jadi presenter. Dijarin jualan, ada materi marketing politik, lumayan modal jualan, dan masih banyak lagi. Pokoknya kalau dijelaskan ilmu politik itu kompleks!


3. “Politik Terus, Nanti Tambah Dosa”, Biar Sajalah Ini Menjadi Doa


Banyak orang benci politik tanpa tahu artinya. Politik itu berbagai kegiatan yang menyangkut tujuan negara atau tujuan kepentingan orang banyak. Kalau di televisi marak politikus korupsi, bukan berarti politik itu buruk. Tapi oknum di dalam lembaga, ini yang masalah “orangnya”, bukan ilmunya. Setiap hari, di Ilmu Politik, kalian akan dituntut analisa dan analisa. Berpikirmu jadi luas, toleransimu sama orang lain jadi nambah, yang pasti cara berpikirmu lebih kuat dan kompleks!


4. Setiap Hari Presentasi, Berdebat, Berpidato, Tampil, Tanya-Jawab


Buat kalian yang merasa minder dan jarang tampil, silakan masuk politik, lulus pasti punya modal tampil dan bicara. Presentasi dan berdebat tidak asal bicara lho sobat, tapi juga harus sesuai dengan ilmu, literatur, daftar pustaka, dan lain-lain. Biasa sih, banyak juga yang sering “asbun” atau asal bunyi, tapi biasanya banyak dikritik kalau di kelas. Bicara harus modal baca, bicaranya dituntut harus ada datanya.


5. Rezeki Lancar, Buat yang Mau Berusaha


Kalau kalian masuk politik, kalian bisa ikut mengawasi jalannya pemilu, ikut quick qount, dapat uang? Iya dong, lumayan banyak lah kalau buat kantong mahasiswa. Kalau bisa menulis, analisisnya laku lho di berbagai kompetisi dan media! Suka penelitian? Oke sajalah, banyak sekali obyek yang bisa diteliti, soalnya hampir semua urusan lembaga ada sangkut-pautnya sama politik.

Lulus kerja dimana? Bebas banget mau kerja dimana. Jadi PNS, oke bisa. Jadi pegawai bank? Oke bisa. Jadi orang media? Oke bisa. Bantu-bantu di partai, DPRD, setda kabupaten, setda provinsi, dll? Oke bisa. Mau S2, S3? Jadi ilmuwan, pengamat politik, dosen, dll? Oke bisa.

Terkadang kerja banyak dipengaruhi oleh seberapa besar kita mau berusaha, mencoba, hingga akhirnya beruntung. Bukan melulu karena jurusan. Sekarang jurusannya oke, tapi prestasi, attitude, dan skill kurang, harus bagaimana?


Sumber: idntimes.com
Show Comments

Popular Post